Kita tentunya sudah sangat familiar dengan anggapan umum bahwa di Internet kita bisa jadi Pria atau Wanita, tua atau muda, gendut atau sexy. Kita bisa jadi orang yang sangat berbeda dari kehidupan kita sehari-hari, orang pendiam bisa sangat ekspresif di Internet, orang yang pemalu bisa lebih terbuka, seorang pria tua bisa mengaku bujangan muda ganteng, seorang anak kecil bisa mengaku sebagai orang dewasa, sebaliknya artis bisa mengaku pelajar biasa, dst.Karakter media Internet yang seperti ini kerap dipandang sebagi kelemahan dari media Internet. Namun dari sisi Brand Management, hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi pemilik Brand. Karena karakter ini memberikan arti Brand Personality yang lebih dalam lagi.
Tantangan utamanya ialah bagaimana membangun Brand Personality yang sesuai dengan Brand Identity-nya dalam media internet ini.
Karakter Internet yang sangat bergantung dari elemen-elemen online sebagai sarana membentuk bayangan dari user aslinya seharusnya dimanfaatkan oleh pemilik Brand dengan sebaik-baiknya, sehingga akhirnya ketika user internet berhubungan dengan Brand tersebut user internet atau customer dapat mempersonifikasikan Brand tersebut sebagai karakter yang tepat seperti personality Brand tersebut.Di ujung dari semua ini customer atau user internet dapat berhubungan dengan Brand seolah-olah seperti berhubungan dengan personal manusia biasa dan bukan sekedar Brand. Pada level ini, personality Brand haruslah menyenangkan dan disenangi oleh customernya. Brand harus belajar menjadi sahabat yang setia, menjadi teman dekat yang mau mendengarkan ’teman-temannya’, mau berbagi dan dipercaya oleh komunitasnya.Dari sinilah kita perlu selalu memikirkan ulang bahwa semua tools internet yang dibunakan harus berujung pada Brand Personality ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar